Kembangkan Sayap Bisnis, Nama Edi Obama Semakin Berkibar sebagai Pengusaha Muda Sukses di Aceh

Halim El Bambi
By -
0

 


Myhelb Membaca Zaman | Dulu, banyak  orang mengira, Edi Obama itu, 'sepupuan' dengan Barack Obama, mantan Presiden Amerika Serikat setelah George W Bush Jr. Form wajah dan gestur bahasa tubuhnya memang agak ke 'Obamaan' kalau dilihat sekilas. Makanya ia dipanggil Edi Obama, pria yang agak mirip Barack Obama. Tapi, benarkah anggapan demikain?

Ternyata penabalan 'Obama' bermakna; 'Orang Bireuen Asli Matang'. Ya begitulah adanya. Edi Saputra alias Edi Obama adalah seorang pengusaha muda sukses dari Bireuen. Namanya sangat dikenal di kabupaten sate.

Ia lahir pada 31 Juli 1984 di Matang Glumpang II. 

Edi Saputra merupakan anak paling bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan M Yusuf dan Rosmani T Johan.

Sejak masa kecil, Edi banyak menghabiskan waktu di kampung halamannya. SD hingga SMA ia tempuh di Matang Glumpang II. Namun yang menjadi pembeda dari kebanyakan remaja masa itu-- yang kebanyakan menghabiskan waktu bermain-main-- jiwa enterpreneur Edi remaja sudah mulai muncul saat menempuh pendidikan sekolah menengah pertama.

Masa SMP ia sudah mulai pintar mencari dan mengumpulkan ragam produk tanaman lokal seperti 'boh giri', jambu, langsat, rambutan, pinang, dll, termasuk barang-barang kelontong. Ia kumpulkan disebuah gudang untuk dijual lagi ke konsumen.

Jiwa dagangnya makin terasah setelah dirinya menempuh sekolah menengah atas. Ia sudah pintar memutar modal. Hal itu tak terlepas dari tempaan M Nur Johan, pamannya yang banyak mengajarinya bagaimana berdagang dengan baik dan telaten, kerja keras dan pantang menyerah.

Bersama 'mentornya' itu, Edi yang berperawakan kecil tapi bervisi besar jauh kedepan itu, konsisten berjualan kelontong di Lueng Danuen, Peusangan Siblah Krueng.

Meskipun saat itu dirinya belum begitu sukses dimasa mudanya, Pamannya pernah bercerita mengenai jiwa sosial anak muda yang sedang ia godok itu luar biasa humanis. Jiwa sosialnya sangat tinggi. 

Suatu ketika, M Nur memberikan modal usaha kepada Edi, bukanya ia putar modal itu, malah masa konflik Aceh (DOM) saat itu, sekitar tahun '80 - '90 an (saat Aceh diterapkan sebagai Daerah Operasi Militer/DOM oleh presiden Soeharto selanjutnya diperparah lagi oleh Presiden Megawati), uang-uang yang ia berikan dengan harapan bisa diputar sebagai modal, malah dihabiskan' buat membantu orang susah. Kedermawanan anak bungsu ini rupanya telah menjadi kebiasaan dan mendarah daging.

Gara-gara dirinya 'ringan tulang' dalam urusan membantu rakyat susah, nama Edi lambat-laun semakin dikenal dan dicintai secara luas oleh masyarakat Bireuen. Mungkin, jiwa kedermawanan inilah yang membuat sosok Edi selanjutnya menjadi pengusaha muda yang sukses!

Pada pertengahan 2003, Edi muda sudah nekad hijrah ke Jakarta. Di ibukota yang padat penduduk itu, Edi disambut oleh sahabat lamanya,  seorang Perwira TNI bernama Ichsan Yusri. Yusri mengenal baik Edi saat dirinya bertugas di Lueng Danuen. Ia melihat, anak laki-laki yang mirip Barack Obama itu punya tekad kuat untuk berubah.

Ia juga melihat, keramahan dan kekocakan Edi muda dalam pergaulan membuat dirinya senang saja bersahabat dengan 'bocah' lugas dan energik itu. Hatinya bahagia bila menegur sapa Edi muda. Kenangnya.

Baru sepulang dari Jakarta, Edi yang sudah mulai mapan secara ekonomi dan keluarga, memberanikan diri membuka usaha ritel hingga mendirikan sebuah swalayan yang ia berinama 'Obama Market'. Disinilah nama Edi Obama mulai dikenal luas, bukan hanya di kabupaten Bireuen, malah hingga seantero Aceh. Ia sukses secara ekonomi dalam usia yang sangat muda.

Namun kesuksesan itu tak membuat dirinya jumawa. Jiwa sosialnya masih terpatri kuat dalam dirinya. Kemapanan tak membuat ia berubah menjadi angkuh dan sombong. Malah semakin dermawan.

Soal bantu-membantu orang yang membutuhkan, bukan rahasia lagi. Rasa sosial dipadu mimik wajah yang ramah dan bersahabat itu, membuat nama Edi Obama makin berkibar. Ia identik 'Robin Hood' bagi warga miskin di Kabupaten Bireuen.

Atas rasa sosialnya yang tanpa batas itu, ia pun didapuk sebagai Ketua PMI Bireuen selama 2 periode.

Selama menjabat sebagai Ketua PMI ini pula, institusi sosial berbasis donor darah itu ia poles menjadi sangat atraktif. Ia tak sungkan mengorbankan kocek dari kantongnya membangun dan memajukan PMI hingga terpilih lagi secara beruntun.

Mungkin para stake holder mengira, sulit mencari sosok lain yang berkorban lebih membangun PMI yang memang dari sononya cekak dana. Maklum, inikan institusi nirlaba. 

Terjun ke dunia politik 

Atas ketokohan, leadershipnya yang kuat, ditopang kekuatan finance yang mapan, pada 2017 silam, secara aklamasi Edi Saputra, alias Edi Obama dipilih sebagai Ketua DPC Demokrat Bireuen. Sebuah perjalanan karir politik yang sangat gemilang, pasti.

Bayangkan, dua kandidat lain yang maju sebagai rivalnya dalam pemilihan ketua DPC Demokrat Bireuen, malah dengan sukarela mundur. Entah karena segan atau keder dengan nama besar 'Edi Obama'.

Yang pasti, mundurnya Zulfikar Jufri Alba dan Jasman Rani dalam pemilihan Ketua yang digelar dalam Musyawarah Cabang (Muscab),  yang diselenggarakan serentak dengan 11 Cabang lainnya di Kantor DPD PD Aceh, di Banda Aceh, Selasa (18/4/2017), telah membuat jalan Edi Saputra dengan mudahnya memegang kendali Demokrat Bireuen.

Selain itu, Edi juga pernah sukses sebagai donatur pasangan Cagub/cawagub Aceh 2017 Irwandi Yusuf/Nova Iriansyah dalam Pilkada 2017 silam.

Meskipun pernah sukses dalam ranah politik ini,  ia juga sempat alami masa-masa sulit paska kejatuhan Irwandi Yusuf dari jabatannya pada tahun 2018. Ia dan para timses ikut terpental.

Edi sempat terpuruk baik mental maupun finance. Meski pada akhirnya, pria yang kagum pada visi leadership seorang Barack Obama dan Bob Sadino itu bisa bangkit membalikkan keadaan. 

Kini kerajaan bisnisnya dibawah bendera 'Obama Market' mulai ia tambah. Baru-baru ini, tepatnya Oktober 2023 lalu, Edi sudah melaunching satu lagi waralaba bisnisnya di Bireuen. Usaha swalayan itu ia beri nama 'Matang Swalayan', pusatnya berada langsung di kota dagang Matang Glumpang II.

Swalayan yang masih satu manajemen dengan Obama Market tersebut, berada persis di Jalan Banda Aceh – Medan, tepatnya di depan terminal bus Matang Glumpang II. Setiap hari, pelanggan silih berganti keluar masuk swalayan.

Suatu ketika, dalam sebuah bincang-bincang dengan saya, Edi pernah mengenang bagaimana masa-masa sulit menghadang dirinya. Ia berkata: "Ketika  ombak menghantam kapal sang pelaut, maka pelaut sejati tak akan  menyalahkan ombak. Justru ia akan mencari cara bagaimana untuk membuat  kapal yang lebih kuat dan besar agar kuat menahan hantaman ombak."

Ya, Edi adalah pengusaha muda tangguh. Meski ia pernah diatas angin tapi pernah juga mengecap masa 'jatuh'. Namun tak lama ia bangkit mengubah keadaan. Hal inilah yang membuat dirinya banyak didorong agar tampil sebagai calon pemimpin di Aceh, khususnya Bireuen.

"Orang pertama yang melecut diri saya untuk bangun setelah 'berdarah-darah' dalam bisnis adalah istri tercinta. Istri selalu hadir baik suka maupun duka." ujar Edi suatu ketika. saya mencatat ucapannya itu dengan baik.

Nama Edi yang identik pemuda berjiwa sosial tinggi ini sudah sejak lama dikaitkan rakyat Bireuen sebagai calon pemimpin masa depan Bireuen yang memiliki peluang masa depan cerah. Bahkan banyak para tokoh, baik dari kalangan politisi, pengusaha, birokrat, maupun kalangan dayah, mendesaknya agar maju saja dalam Pilkada Bireuen 2024.



Bahkan foto dirinya pernah terpampang di headline media lokal Aceh sebagai 'calon pemimpin masa depan Bireuen'. Isinya, para tokoh mendesak dirinya agar maju dalam Pilkada Bireuen.

Kita tunggu saja bagaimana dinamika Pilkada Bireuen paska Pileg dan Pilpres 2024 ini. Akankah 'Obama Aceh' ini mau menyambut harapan jutaan para pendukungnya? | Halim El Bambi | All Rights Reserved 





Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)