DNA NASDEM ADALAH ACEH

Halim El Bambi
By -
0

 



Myhelb Membaca Zaman | Nama Ketua Umum NasDem, Surya Paloh semakin kencang dibahas dalam beberapa bulan belakang ini. Bahkan, dalam bar searching di google, nama 'Surya Paloh' muncul secara otomatis dan diberbagai situs mencuat sebagai trending topic.

Mencuatnya nama Surya Paloh tak terlepas dari semakin viralnya nama Anies Baswedan, sebagai Capres paling dibicarakan dan selalu terdepan dalam pengumpulan massa saat berkunjung ke basis-basis pendukungnya diseluruh daerah Indonesia. Pasangan AMIN, sejak dideklarasikan kini telah berubah menjadi pasangan yang identik sebagai 'Pasangan Perubahan' bagi Indonesia.

Salah satu alasan dipilihnya Anies Baswedan oleh Surya Paloh, --dari rekomendasi DR Teuku Taufiqulhadi MSi, salah seorang petinggi DPP NasDem-- sebagai calon presiden 2024, karena sosok Anies Baswedan dinilai sebagai antitesa pemerintahan berkuasa saat ini, yang sepakterjangnya semakin hari semakin lancang memamfaatkan kuasanya untuk mengebiri konstitusi, serta menzalimi orang-orang yang tak se-koalisi.

Surya Paloh dulunya merupakan sohib mesra dengan Presiden berkuasa saat ini, Jokowi. Bahkan ia secara tegas terang-terangan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga akhir masa kepemimpinannya pada 2024.

Namun, setelah NasDem terang-terangan mengusung Anies sebagai Capres pada pertengahan 2022, dirinya langsung dikucilkan sang penguasa. 6 pucuk pimpinan Koalisi penguasa itu juga ikut-ikutan kacangin Surya Paloh.

Beda sikap dalam pilihan capres ini membuat Partai Nasdem semakin tersingkir dari koalisi pemerintah. Surya Paloh sebagai nakhoda partai menolak mengikuti arah tujuan Presiden Joko Widodo. Sebaliknya, mereka justru mengusung kandidat yang dikenal sebagai antitesa sang presiden, yaitu Anies Baswedan. Seperti yang saya sebut diatas.

Disingkirkan dari poros kekuasaan apakah membuat Surya Paloh keder? Membuat Surya Paloh 'lemes' lalu mengemis-ngemis kembali minta ikut gabung dalam Koalisi semula? Jawabannya jelas; Surya Paloh itu berdarah Aceh. DNA Aceh tak punya kamus takut. Dalam dirinya mengalir darah pejuang, sebagaimana karakter nenek-moyang orang Aceh yang gagah berani mengusir penjajah dari Bumoe Aceh.

“Saya ini tulen Aceh, Jangan ragukan itu. Saya lahir di Aceh tapi sebagian besar perjalanan hidup saya dibesarkan di luar Aceh. Kalau mau lihat silsilah orang tua, kakek dan buyut saya adalah tulen Aceh. Dengan istilah lain, DNA saya ini seratus persen Aceh ! Maka partai yang saya dirikan ini merupakan partainya yang didirikan aneuk Aceh untuk membangun negeri ini, Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya Aceh. DNA NasDem ini adalah Aceh. Itu harus saya katakan !” ujar Surya Paloh secara berapi-api suatu ketika saat berpidato dihadapan para ulama, disebuah hotel medio 2018 silam. 

Sebagai orang Aceh, saya yang ikut hadir dalam acara silaturrahmi antara dirinya dengan para ulama itu, hati saya ikut bergetar mendengar ucapan Bang Surya Paloh yang penuh keyakinan dan ketegasan itu.

Bagi saya, Bang Surya bukan hanya sosok pebisnis sukses. Beliau juga politikus nasionalis yang sudah banyak berkorban harta demi membangun negeri ini. Disaat orang lain bertanya kapan bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara ini, beliau jauh hari sudah tertatih berjuang dari zero hingga menjadi hero bagi kepentingan anak bangsa dan negara.

Surya Paloh adalah teladan politik masa lalu, kini dan kedepan. Pemikirannya untuk mengubah negeri ke arah lebih baik tak perlu diragukan lagi. Kata-katanya yang heroik, ide-idenya yang revolusioner bukanlah sesuatu yang absurd. Sebagai darah Aceh, Surya Paloh tak kenal kamus menyerah saat bergulat menggapai tujuan dan cita-cita merubah keadaan. Ia type pejuang, pendobrak dan yang telaten dan selalu membuktikan apa yang ia katakan. Tidak hari ini, esok, yang pasti masa depan, ucapan dan orasinya akan menjadi sebuah pembuktian, bahwa ia adalah politikus pemikir jauh kedepan (futuris).

Ia politikus yang tak punya kamus keder ketika peguasa mulai mengucilkannya. Sejauh amatan DR Teuku Taufiqulhadi, sang komptariotnya sesama DPP, sosok yang paling gencar mempromosikan Anies ke telinga Surya Paloh, baginya, Bang Surya itu politikus sejati, sosok pemimpin partai yang masih menjaga 'akal sehat'.

Ya, Bang Taufiq mau mengatakan kalau Surya Paloh, pimpinanya itu tidak ikut-ikutan 'gendeng' seperti yang ditunjukkan 'Koalisi kelas Asam Sulfat'--yang bila dilihat secara kapasitas keimuwannya adalah sosok-sosok intelek--, tapi tiba-tiba 'jatuh marwah' setelah mau saja mendukung konstitusi dirong-rong 'Paman Usman' demi seorang anak muda karbitan!

Sikap Bang Surya dalam keputusan politik juga sangat jelas dan tegas. Ia tak mendukung seorang penguasaa sedang berkuasa sekalipun tapi sudah berani mengutak-ngatik konstitusi melalui jalur hukum tertinggi negara yang diduduki kerabatnya. Surya tak mau melihat hukum seenaknya dirubah demi kepentingan pribadi dan dinasti keluarga.

Baginya, tak mengapa dirinya dan partainya dikucilkan oleh penguasa dan para kurcacinya, yang penting konsitusi atau kedaulatan negara itu harus dijaga marwahnya. Tidak dipermainkan, setidaknya tak ikut dalam gerbong 'penjahat konstitusi'. Bayangkan, kalau konstutusi saja sudah berani dipermainkan, diutak-atik sesuka hati oleh penguasa, mau dibawa kemana negeri ini nanti?

Nasdem tegas menyatakan mereka mendukung Anies Baswedan. Bahkan kemudian menggalang partai non-koalisi untuk bersama-sama mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah sebuah 'jihad'.

Ya, sebuah perjuangan mengubah situasi lalim ke arah perubahan. Dalam kamus 'jihad', segala konsekwensi tentu sudah siap diterima. Makanya, Surya Paloh sedari awal selalu mengusung motto 'Restorasi Indonesia'. Inilah rupanya yang ia ubah; merestorasi (melakukan perubahan) dari situasi zalim kearah yang pro kemajuan bagi jutaan rakyat Indonesia.

'Koalisi Perubahan & Persatuan' adalah yel-yel perjuangan Capres AMIN di 2024 ini. Ada pesan bahwa Nasdem ingin melakukan perubahan besar bagi nasib bangsa dan negara yang selama nyaris 10 tahun belakang ini jauh panggang dari api. Hasilnya belum memuaskan rakyat Indonesia. Aceh? Nggak usah tanya lagi. Keistimewaannya pun semakin lama semakin digerus pusat. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah, nasib dana otsus bisa-bisa terancam dihapuskan.

Makanya, salah satu misi Surya Paloh mengusung Anies sebagai Capres adalah agar eksistensi dana otsus Aceh bisa diselamatkan dan Aceh akan mendapatkan kembali hak-hak keistimewaan secara maksimal ditangan Anies.

Wajar saja, nama Anies itu diusulkan anak Aceh (DR Teuku Taufiqulhadi MSi, Ketua DPW NasDem Provinsi Aceh) kepada Surya Paloh. Lalu anak Aceh yang lama dan sukses di Jakarta, Pucuk pimpinan Parpol NasDem, Surya Paloh mengusungnya menjadi paket Capres paling cerdas dan solutif dari kandidat lainya.

Kalau Anies jadi Presiden, tentu Partai NasDem yang ber 'DNA' Aceh itu akan memimpin Indonesia! Taglinenya, 'dari Aceh, memimpin dunia', tentu tak terlalu berlebihan, bukan? | Halim El Bambi | Artikel sudah dimuat di 
https://myhelb.blogspot.com/ 

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)