Edi Saputra SH: Mencetak Pengusaha Baru adalah Upaya Kita Mendukung Visi Pemerintah Menuju Grade Negara Maju

Halim El Bambi
By -
0



MYHELB MEMBACA ZAMAN | Bila dibandingkan tingkat rasio penduduk negara Indonesia dengan negara-negara tetangga lainya di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand maupun Vietnam, Indonesia termasuk yang memiliki rasio paling rendah. Penyebabnya, kata Edi Saputra SH, Pengusaha Muda asal Bireuen dikarenakan tingkat ketrampilan (skill) sumber daya manusia di Indonesia masih sangat rendah.

Namun demikian, Bacalon Bupati Bireuen 2024 itu masih berpikir optimis dan positif bahwa dirinya selaku anak bangsa masih terus berupaya untuk mencetak pengusaha-pengusaha baru guna menyahuti upaya pemerintah Indonesia mencetak 1.679 pengusaha baru agar Indonesia keluar dari zona 'Negara Berkembang' ke level 'Negara Maju'.

Dalam bincang-bincang topik 'Bagaimana Mengeluarkan Bireuen dari Ketertinggalan Ekonomi' dengan Halim El Bambi dari Myhelb Membaca Zaman, Edi Saputra yang dikenal di Bireuen dengan panggilan Edi Obama mengutarakan banyak hal terkait visi pemerintah Inonesia 10 tahun kedepan.

Edi Saputra menyebutkan bahwa Indonesia butuh kenaikan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tiga kali lipat dalam untuk 13 bahkan 20 tahun kedepan agar bisa keluar dari jebakan negara berkembang. 

"Tapi menurut saya, selain DPB negara, kelompok usia produktif dan upaya-upaya mencetak pengusaha baru yang mampu mengurangi angka pengangguran hingga mengurangi angka kemiskinan yang mendera Aceh juga perlu diupayakan secara maksimal, meskipun untuk melakukannya bukan dengan cara mudah. Butuh kerja keras dan proses sabar." ungkap Edi dengan mimik serius.

Baginya, menciptakan pengusaha-pengusaha baru adalah kunci utama mengeluarkan Indonesia keluar dari jebakan negara berkembang dan khusus bagi Bireuen, mengurangi angka pengangguran, katanya.

"Lihat saja, kita di Indonesia ini punya puluhan pengusaha kelas kakap yang semuanya mampu memberikan peluang pekerjaan kepada rakyat di berbagai pabrik-pabrik baik skala menengah maupun besar. Itu artinya, keberadaan pengusaha tidak boleh dianggap remeh karena mampu memberi pekerjaan baru kepada yang belum memiliki pekerjaan. Artinya lagi, keberadaan dan hadirnya pengusaha salah satu indikator kuat Indonesia bisa keluar dari zona negara berkembang." jelas Edi.

Menurut Edi, salah satu upaya menumbuhkan wirausahawan baru adalah dengan cara memotivasi pemuda yang mau bekerja keras dan sekaligus memberikan jalan bagaimana mendapatkan modal usaham baik di sektor usaha mikro, kecil maupun menengah (UMKM).

"Harus menjadi kepedulian bersama donk bang Halim, bahwa mencetak pengusaha baru itu adalah bagian dari upaya semua stake holder pemerintah guna menggenjot PAD dan memberi efek kemudahan ekonomi bagi warga. Salah satu program stimulusnya bisa dari KUR yang ditujukan buat pengusaha milenial, UMKM muda, atau calon pengusaha yang mau dan berani beruaha dari nol. Dukungan semua pihak juga harus konsisten Bang Halim." ujar Edi lag.

Dari Catatan Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaan sebesar 3,47%. Padahal, rasio kewirausahaan menjadi prasyarat Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 minimal sebesar 4% dari populasi penduduk.| Halim El Bambi | Myhelb Membaca Zaman

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)