Tingkatkan Produksi, Camat Bukhari Himbau Petani untuk Tanam Padi Sejak Hujan Mulai Turun

Halim El Bambi
By -
0







 

Myhelb Membaca Zaman | Camat Peukan Baro Kabupaten Pidie, Bukhari SE mengimbau para petani diwilayah kerjanya, yaitu Kecamatan Peukan Baro, Pidie untuk memanfaatkan musim hujan yang sudah mulai turun di bulan kemarau April atau pertengahan tahun 2024 ini dengan menanam 'padee ruweung atau gado/gadu'.


Di beberapa wilayah Aceh, dalam setahun dikenal menanam padi secara adat sebanyak 2 kali. Dimulai dari masa tanam 'padee thoen', yaitu siklus tanam padi diawal-awal tahun dan 'padee ruweung' atau tanam padi pertengahan tahun/kemarau.

Nah saat ini, di wilayah persawahan Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, yang sistem pengairannya sebagian masih mengandalkan tadah hujan dan irigasi, sudah masuk masa tanam padi pertengahan tahun karena curah hujan yang cukup meski pada dasarnya sedang kemarau.

Hal itu, kata Camat Bukhari SE ditandai dengan turunnya hujan diawal dan pertengahan bulan april yang curahnya lumayan tinggi.

"Kalau kita amati curah hujan di bulan april ini lebih sering turun, ini menandakan petani sudah harus bersiap-siap untuk turun sawah kembali paska lebaran kemarin. Sawah sudah bisa digarap lagi untuk tanam padee ruweung atau padi gadu." jelas Bukhari SE yang saat dijumpai Myhelb Membaca Zaman sedang memantau beberapa titik sawah di Tiro, Mutiara dan Lampoih Saka.

Camat berharap petani di Peukan Baro sudah menyiapkan segala hal untuk musim tanam (MT) padi ruweung dan ia mengharapkan adanya peningkatkan produksi gabah lokal di masa panen mendatang yang kemungkinan bila air lancar akan terjadi pertengahan tahun 2024.

"Saatnya kita manfaatkan curah hujan dan debit air saat ini untuk menanam padi ruweung. Kebutuhan tercukupi dan bila ada kendala bisa langsung kita carikan solusi bersama-sama." himbau Bukhari lagi.

Bukhari melanjutkan, penanaman padi gadu merupakan program rutin pangan nasional yang digalakkan pemerintah agar produksi gabah surplus tiap tahunnya. Luas lahan tanam padi Kecamatan Peukan Baro mencapai 221 hektar lebih, sebutnya.

Menurut catatan Myhelb, khusus kecamatan Peukan Baro, luas lahan tanam diperkirakan sebanyak 221 hektar.

"Ini perkiraan bila tanam padi riweung dibeberapa desa dalam kecamatan Peukan Baro itu masih konsisten dijalankan petaninya. Mungkin saja sebagian ada yang tanam tanaman non padi misalnya bawang, semangka, timun kaisar atau tomat atau palawija lainya. " rinci Bukhari SE. 

Terima kasih Camat kepada Kementan yang Responsif

Sementara Bukhari diwaktu yang sama juga mengapresiasi aksi cepat Kementerian Pertanian (Kementan RI) yang sudah membentuk dan menetapkan  Satuan Tugas (Satgas) Antisipasi Darurat Pangan untuk 
menghadapi tantangan iklim ekstrim El-Nino agar optimalisasi lahan terus terjaga sesuai Musim Tanam.

Informasi yang didapat Myhelb, 
salah satu dukungan Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) adalah pihaknya telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Tanam dan Peningkatan Produksi Padi di 21 Kab/Kota lokasi peningkatan produksi padi Provinsi Aceh 2024, termasuk Kabupaten Pidie.

Dalam Rakor yang berlangsung tanggal 18 April 2024 di ruang rapat Sekda Pidie yang diselenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (PPSDMP) Kementan RI, Distanbun Aceh, serta Pemkab Pidie mencuat kalau kondisi pangan di Pidie belum begitu baik. 


"Ya itu tadi, meski petani masih mengandalkan air tadah hujan dan irigasi, tetap saja pompaisasi air masih dipergunakan untuk mengantisipasi kekeringan dipertengahan tahun. Makanya kita selalu waspada dengan keluhan warga mengenai debit air. Pompaisasi menjadi vital untuk saat ini." terang Bukhari lebih lanjut. 
| Halim El Bambi 

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)