Dubai dan Pola Petir Palestina (Menyadarkan atau Makin Kufur Nikmat?)

Halim El Bambi
By -
0

 



myhelb.blogspot.com | Allah dalam firman-NYA kerap menceritakan kisah-kisah kehancuran dari bangsa di Jazirah Arab yang saat diberikan kenikmatan rezeki melimpah malah menjadi kufur nikmat dan cenderung hidup hedonis dan sombong. 

Bagaimana Allah menghancurkan bangsa Tsamud yang dulunya dikenal sebagai bangsa paling unggul di dunia. Bangsa ini diberikan nikmat tubuh yang kekar, pandai mengukir dan memahat. Mereka memiliki perdaban tinggi dibidang arsitektur. Karya-karya bangunan yang mereka buat begitu spektakuler di jamannya dan menjadi ide-ide besar bagi para perancang bangunan dunia selanjutnya.

Mereka begitu berbangga hati dan menasbihkan diri sebagai bangsa paling unggul dari bangsa lainya. Hingga mereka lupa diri dan lupa daratan. Mereka berpaling dan ingkar dari dakwah yang disampaikan Nabi Shaleh.

Kemaksiatan terus diciptakan diseantero negeri. Berhala-berhala raksasa nan megah dibangun dan disembah dengan antusias, hingga puncak kedurjanaan bangsa Tsnamud adalah tega menyembelih unta betina kesayangan Nabi Shaleh.

Hingga Allah menghukum mereka dengan diturunkan petir mengerikan, hujan badai hingga gempa bumi dahsyat meluluhlantak negeri dan isinya. Batu-batu besar muncul entah dari mana lalu menghukum mereka hingga negeri milik bangsa Tsamud yang terletak di wilayah a Al-Hijr atau Hegra, dekat Al-`Ula, Provinsi Madinah, Arab saudi rata dengan tanah.

Hari ini kita melihat Dubai, negeri jazirah Arab yang diberkahi limpahan minyak bumi hingga membuat penduduknya hidup makmur namun lambat-laun menjadi kufur nikmat. Dengan limpahan uang yang mereka dapatkan, mereka fokus membangun dan menyulap negeri bak negeri dongeng. Futuristik dan tak mau kalah dengan negeri maju lainya.

Mereka berlomba bermegah-megah (Allah telah mengingatkan di QS At-Takatsur) membangun gedung pencakar langit, seakan ingin melampaui apa yang dilakukan bangsa Tsamud dahulu dan pamer kepada bangsa moderen abad ini bahwa mereka mampu membangun sesuai keinginan.

Kehidupan sehari-hari mereka pun cukup menyesakkan dada. Mereka suka pamer mobil-mobil supercar mewah yang hanya mereka saja mampu beli didunia. Hidup hedonis sudah menjadi langgam seharian mereka. Mobil rusak sedikit langsung dibuang, sungguh pongah dan menyebalkan.

Dalam hal makanan pun mereka sangat mubazir. Dalam ragam postingan video, mereka tega  memamerkan acara makan-makan besar direstoran atau hotel mahal dengan menu super lezat yang hanya dibuang-buang tanpa dimakan habis.

Sementara itu, didunia belahan lain, warga Gaza merintih berteriak kelaparan. Mereka hidup sengsara dalam perang yang tak berkesudahan. Dubai yang diberi kelimpahan rezeki itu hanya bersikap cuek dan bahkan semakin menggila dengan meresmikan pembangunan sebuah berhala yang diinisiasi dengan pemerintah India.

Apakah pola petir yang tertangkap camera wartawan saat menghantam Burk Khalifa --sebuah bangunan kebanggaan Dubai paling tinggi didunia itu--beberapa hari lalu, mampu menyadarkan Dubai dari kecintaan mereka pada 'hubbud dunya?'

Semoga bencana petir disertai badai dan banjir dahsyat yang melanda itu, menyadarkan Dubai untuk kembali merenung dan membaca kisah yang dialami bangsa Tsamud terdahulu. Wallahu'alam. | Abdul Halim El Bambi | https://myhelb.blogspot.com/

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)