myhelb.blogspot.com - Myhleb Membaca Zaman | Did you know? Gampong/kampung kelahiran Ketua Partai NasDem Provinsi Aceh, DR Teuku Taufiqulhadi MSi, ada di Gampong Blang, Krueng Seumideun.
Di kampung itu, rumah masa lahir dan besar Ketua DPW NasDem Provinsi Aceh itu berada di lahan seluas mulayan luas, yaitu 2 hektare (Ha).
Saya sudah ratusan kali wara-wiri melintasi rumah pria yang kerap disapa warga gampong setempat dengan panggilan 'Ampon Adi', baik sebelum dan sesudah didapuk Surya Paloh--yang juga orang Pidie-- sebagai Ketua DPW NasDem Provinsi Aceh, dua tahun yang lalu.
Kebetulan asal ayah saya pun dari Gampong Jurong, mukim yang sama, yaitu Krueng Seumideun, tetanggaan dengan gampong Blang, gampong Ampon Adi, maka sudah tak terhitung saya sering berkunjung ke daerah ini, sekedar saweue gampong ayah atau gampong nenek (ibunda ayah).
Bahkan saat saya masih aktif sebagai salah satu pengurus teras partai lokal Aceh, yaitu PNA yang dipimpin Irwandi Yusuf dan menjadi stafsus beliau bidang pencitraan dan aksi sosial Irwandi, datang ke rumah Ampon Adi sudah tak terhitung jumlahnya. Kedatangan saya ke rumah Ampon Adi tentu bukan karena saya 'orang politik' melainkan sebagai 'ureung gampong', penulis, profesi yang sama dilakoni Ampon Adi dulu masa aktif sebagai wartawan di media Indonesia, milik Surya Paloh.
Bertamu ke rumah Ampon Adi semakin intens setelah beliau meminta saya membantu dirinya yang sedang maju sebagai Caleg DPR RI 2024. Saya menyanggupi saja, karena di PNA pun saya sudah tak aktif lagi sejak pertengahan 2018 silam, paska Irwandi Yusuf 'berurusan' dengan pusat disaat dirinya sudah sukses terpilih gubernur Aceh pada Pilgub 2017 dan bekerja beberapa bulan. Tugas saya sebagai Timses Irwandi Yusuf sudah selesai hingga ia terpilih gubernur Aceh, dan selanjutnya saya fokus membantu Ampon Adi hingga detik ini.
Adapun rumah kelahiran mantan staf khusus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional bidang Kelembagaan itu adalah 'rumoh Aceh' yang arsitekturnya masih kokoh.
Rumah tradisional Aceh milik keluarga besar dari keluarga terhormat (bangsawan) ini masih terawat rapi, kayu-kayunya masih kokoh meski sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Tak ada sisi kayu yang lapuk, semua masih seperti semula. Kualitas kayu yang dipakai membangun rumah dari keluarga Teuku Syamaun Putra-Cut Adnan (orangtua Teuku Taufiqulhadi) ini benar-benar diperhitungkan secara detil.
Rumah yang dibangun Teuku Syamaun, ayah Ampon Adi ini dipenuhi ukiran kayu khas Aceh. Nuansanya kental dengan nuansa tradisional. Bahkan beberapa perkakas jadul seperti jengki (alat penumbuk padi tradisional pada zaman duhulu yang diletakkan di ruang bawah atau bagian serambi rinyeun/tangga) masih bisa dilihat.
Konstruksi rumah adat Aceh itu pun masih kuat, ditopang tiang-tiang kayu balok yang masih kokoh, seakan tak lapuk oleh zaman. Mengarah serambi atas, sejumlah belanga ukuran besar masih digantung berjejer. Belanga ini bisa akan dipakai bila ada hajatan besar seperti khanduri raya.
Bahkan, cii-ciri kas 'Rumoh Aceh' jaman dulu pun masih ada, misalnya letak sumur yang berada persis dihalaman depan rumah.
Ampon Adi kerap menjadikan rumah peninggalan orang tuanya ini, yang juga rumah amsa kecilnya ini sebagai 'base-camp' bila dirinya pulang ke Pidie. Ia mengaktifkan rumah ini sebagai pusat segala rapat. Sebut saja rapat tim pemenangan dirinya maju DPR RI 2024. Rapat-rapat besar lainya yang sejatinya digelar di daerah non Banda Aceh kerap juga digelar disini, termasuk pertemuan silaturrahmi dengan segenap warga gampong, sahabat politik dan non politik, acara segala kanduri digelar di area rumoh Aceh ini. Rumah nuasa tradisional itu benar-benar ia maksimalkan menjadi sentral connectivitas dengan rakyat.
Lebih dari lusinan para sahabatnya yang merupakan orang-orang penting disekelilingnya kerap datang ke rumah ini. Baik yang ia bawa dari luar Aceh maupun yang berada di Aceh sendiri. Termasuk, Pj Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto, yang merupakan kompatriotnya dimasa kuliah dipulau Jawa dulu.
"Saya dan Pj Bupati Wahyudi sama-sama alumni Universitas Jember. Namun beda angkatan. Kalau saya angkatan 1981 Fakultas Ilmu Politik, beliau angkatan tahun 1985 Fakultas Pertanian. Di Jember saya seperti di kampung sendiri, kami sangat dekat," aku Ampon Adi kepada Halim El Bambi dari didYOUKNOW NasDem Aceh dan Myhelb Membaca Zaman, suatu ketika.
"Pak Taufiq pernah terpilih menjadi anggota DPR RI di daerah pemilihan kampung saya Jember, Jawa Timur," tutur Wahyudi, sebagaimana dikisahkan kembali Ampon Adi.
"Kami berjasa dengan Teuku Syamaun Putra. Beliau tidak kenal lelah untuk kepentingan masyarakat seperti membangun sekolah dan masjid sebagai cikal bakal pendidikan di sini," Kata Teungku Abdul Wahab, tokoh masyarakat Krueng Seumideuen, sebagaimana disitat mediaindonesia.com 21/8/22.
Rupanya, ayah Ampon Adi, adalah tokoh yang memajukan Krueng Seumideun khususnya, dan Pidie/Aceh umumnya. Begitulah juga pengakuan banyak masyarakat Krueng Seumideun. Luar biasa! | Halim El Bambi | All Rights Reserved | https://myhelb.blogspot.com/ - Myhleb Membaca Zaman