Sang Legend PSSB Bireuen yang Meredup Akibat Cedera

Halim El Bambi
By -
0

 

Zaini saat mendampingi pemain Aceh United 2017

Myhelb Membaca Zaman | Dari delapan saudara dalam keluarga Irwandi Yusuf, mantan Gubernur Aceh yang juga pencetus JKA Aceh, ternyata ada 1 yang 'beda karir' alias tidak terlahir sebagai politikus maupun berkecimpng dibidang pemerintahan. Ia adalah H. M. Zaini Yusuf ST, adik ke 6 Irwandi Yusuf.

Siapa sangka, ternyata Zaini dulu adalah seorang atlet (pesebakbola). Ia memulai karir di PSSB Bireuen, sebuah klub terkemuka di negeri Jeumpa (Bireuen). Kalau di Pidie, kampung halaman saya, klub legend terkemukanya sudah pasti   PSAP Sigli. Bahkan apabila kedua klub bertemu dalam satu turnamen, maka aura 'panas' nan seru bakal tersaji sepanjang laga, persis kalau PSAP ketemu Persiraja, era klub asal krupuk mulieng itu jaya.

Rupanya, ketajaman Zaini saat menjadi striker PSSB Bireuen setara dengan (alm) Irwansyah. Sudah tak terhitung gol yang diciptakan Zaini semenjak aktif di PSSB. Hanya cedera parah yang membuat karirnya terhenti dan pensiun dari dunia sepakbola. Kalau seandainya Zaini tak banyak alami cedera, kemungkinan ia akan terus menjadi striker haus gol untuk PSSB Bireuen.

Mungkin sudah 'takdirnya'. Dikarenakan Zaini keseringan cidera saat memperkuat PSSB Bireuen, era 90-an, akhirnya Irwansyah (belakangan menjelma menjadi pemain sepakbola Aceh paling terkenal), menggantikan Zaini sebagai striker utama.

Dalam sebuah dokumen yang dirilis sendiri Zaini dalam akun facebooknya, ia menyebut bahwa dirinya sama-sama meniti karir dengan almarhum Irwansyah di PSSB Bireuen Yunior. Hingga ditarik ke tim senior PSSB, keduanya menjelma sebagai striker haus gol yang menjadi kebanggaan warga Bireuen, era itu.  

Banyak laga-laga penting bertarap nasional yang dilakoni Zaini, Irwansyah dan nama legend lainya seperti Dahlan Djalil, Surya Darma serta Mahdi PSAP Sigli  yang ditarik untuk piala Suratin.

Saat itu, usia Zaini terpaut lebih tua 2 tahun dari juniornya, Irwansyah. Uniknya, sebelum Irwansyah mencuat sebagai pemain sepakbola paling produktif, ia ternyata pemain cadangan dalam squad PSSB Suratin untuk turnament penting di PON tahun 1993.

Zaini lebih banyak bermain sebagai pemain reguler, sementara Irwansyah (yang terpaksa mengalah karena usia lebih muda dari Zaini) harus sabar menjadi cadangan Zaini.

Sayangnya, hanya cedera pula yang membuat karir sepakbola profesional Zaini terhenti. Cedera yang terus menimpa dirinya tanpa henti membuat ia memutuskan pensiun dini dari ranah si kulit bunda.

Cedera parah yang menimpa lututnya pada perempat final PON antara PSSB Bireuen kontra Sulsel, membuat Irwansyah ketiban 'rezeki' nomplok. Ia lalu menggantikan Zaini untuk posisi striker dan dalam perkembangan selanjutnya, karir Irwansyah terus melesat jauh hingga menjadi striker paling dicari oleh klub-klub beken lainya. Termasuk direkrut oleh Persiraja Banda Aceh sebagai pemain utama hingga ia meninggal dalam musibah Tsunami Aceh tahun 2004.

"Irwansyah pemain yang sabar menunggu peluang, dan ketika peluang itu ia dapat, ia langsung memamfaatkan peluang itu untuk menunjukkan taringnya dan ia sukses. Ia type pemain yang keinginannya kuat untuk bangkit. Alfatihah untuk beliau." kenang pria yang kerap disapa Bang M itu.  

Kehidupan Bang M pun setelah lama tak lagi aktif sebagai pemain sepekbola profesional tak jauh-jauh dari dunia sepakbola yang telah membesarkan namanya. Bahkan ketika ia selesai bekerja menjadi Timses bagi abang kandungnya, Irwandi Yusuf dalam Pilgub Aceh 2017 silam, ia juga sempat aktif sebagai Pendiri klub Aceh United sekaligus Presidennya. Tak lama berselang ia juga didapuk menjabat manager di Persiraja Banda Aceh, meski singkat, hati dan pikirannya masih terpaut dengan dunia sepakbola.

Ia tak mau tinggal diam dengan prestasi sepakbola Aceh yang dalam beberapa dasawarsa belakang sedang mengalam stagnan. Ia pun bertekad berjuang mengubah situasi itu lewat jalur politik (regulasi). Caranya, ia maju ke dunia Pileg (legslatif) melalui Dapil Aceh 3 (Bireuen).

"Jalur legislatif ini menjadi istiqamah saya untuk berjuang mengembalikan dunia olahraga Aceh kearah yang lebih prestige. Aceh wajib ada klub mewakili nasional di liga utama, caranya kita pikir bersama di gedung DPRA." demikian tekad Pengusaha asal Bireuen ini kepada Halim El Bambi dari Myhelb membaca Zaman.

Bisa dikatakan, Zaini adalah pesepakbola legend PSSB Bireuen yang reputasinya nyaris setara Irwansyah apabila tak cedera. Namun siapa sangka, perjalanan karir seseorang bisa terhenti tanpa kita duga akibat akibat cedera lutut yang menderanya. | Halim El Bambi | Allrights Reserved.




Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)