Guci Bak Gaki Rinyeun Rumoh Aceh

Halim El Bambi
By -
0


        Dulu, penghujung 90-an, guci yang terbuat dari tanah liat, masih banyak kita temui dibawah tangga rumah adat Aceh. Namun kini, benda khas tersebut lambat laun mulai sulit kita temui di ‘gaki rinyeun rumoh Aceh’ (dibawah tangga rumah Aceh).

        Nab Bahany As, sejarawan budaya asal Pidie menyebut, semakin langkanya guci dirumah adat Aceh saat ini diakibatkan perubahan zaman dan minimnya kepedulian generasi milenial melestarikan budaya  peninggalan indatu.

        Zaman sekarang ini, orang-orang sudah membangun rumah beton yang lebih modernis, sehingga  keberadaan guci pun lambat-laun tersingkirkan, dianggap sudah kuno. Guci pun diganti menjadi air keran yang dialiri dengan pipa.

        Indatu zaman dulu, menaruh guci itu maksudnya adalah untuk
menampung air hujan, dan saat masuk/naik ke rumah Aceh, air dalam guci dipakai buat mencuci kaki atau untuk wudhu.

        Bila Anda pernah melihat dan memakai guci ini, bisa ditebak umur saudara  mungkin sudah 45 tahun keatas atau bahkan sudah
‘akoek-akoek’.| halim |

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)