'King of Spirit'
By -
April 03, 2023
0
'King of Spirit'
Oleh Halim El Bambi | Penulis di Komunitas AOE Indonesia
Dikomunitas AOE, Saed Rizal Fahlevi, biasa dipanggil ‘King Robot’ adalah newbie abadi. Kok bisa? Karena dalam sejarahnya, King Robot sangat kesulitan menaklukkan para master AOE, ia terus berkutat diantara papan tengah kelasemen hingga nyaris degradasi.
Lawan-lawannya yang sepadan mungkin seputar Muharizal Hasan (yang kerap membangun kapal di kubangan kolam), Jumiran atau paling banter sedikit kuat adalah Heri ‘The King Kurawa’. Tapi dalam sejarahnya, King Kurawa kerap menjadikan kerajaan King Robot sebagai bahan uji coba nuklir,eh, maksudnya onager.
Mula-mula King Kurawa mencoba mengalah, tujuannya agar semangat 45 King Robot semakin menjadi-jadi untuk menaklukkan King Kurawa. Nah, saat asyik menyerang itu, King Kurawa tiba-tiba nongol didapur kerajaan Robot dengan lontaran api barbeque onager.
Kaget? Ya pasti. King Robot saat kaget lucunya minta ampun. Cara pakai mousenya semakin kacau. Dari seharusnya terus ditengah keypad bantalan mouse, tapi ini malah lama-lama mousenya liar entah kemana-mana, seakan sedang dimainkan keluar meja. Sering juga membanting-banting mouse apabila pasukan yang dirasa tadi ia kirim banyak, malah Cuma hitungan RT yang terlihat. Ia menyalahkan mouse macet.
Akibatnya sangat jelas, dalam kepanikan itu, ia selalu minta ulang pertarungan, katanya; salah perkiraan atau salah setting. Atau karena hal-hal nyeleneh, seperti mouse rusak, keypad komputer ada yang macet dan sejuta alasan lainya. Kalau sudah begitu, lawanya suka mengalah, agar tak mengecewakan dirinya.
Kenapa lawanya yang tak kunjung kalah ditangannya selalu mau mengalah saat diminta tarung ulang? Jawabanya tak lain karena King Robot ini memang suka berkorban apabila perhelatan reuni dilakukan. Ia tak sungkan mengorbankan uangnya untuk membeli ransum para alumni. Pun juga ia tak segan berkorban rumahnya dijadikan markaz buat laga AOE. Ia tampil bak seorang bos. Sudah ciri khasnya.
Ia paling suka dan senang apabila teman-teman lamanya itu berkumpul dan ia menjadi tuan rumahnya. Bahkan istrinya pun ia minta untuk mendukung dan memberi semangat bagi para tetamu dengan jamuan-jamuan minuman dan makanan. Pasangan suami-istri yang asyik dan ‘hana meunoe medeh’.
Meskipun King Robot ini belum pada tahap master AOE, tapi yang hebat dari dirinya adalah ia selalu punya energi lebih untuk mengajak teman-teman AOE bertanding. Ia terus penasaran untuk mengalahkan lawannya.
Bahkan pada tahun 2002-an, ia nekad membooking warnet dibilangan Terminal Seutui Banda Aceh (biasa Heri pakai buat Kurusetra) hanya buat perhelatan AOE 4 vs 4. Bila sudah menang dengan susah payah, maka ia akan menjadi pembicara tunggal yang sangat puas bak penjual obat jalanan. Lawannya yang tadi kalah pun secara auto jadi bahan lawakan sepanjang hari. Ia sangat bangga bila mampu menang.
Yang menjadi ciri khas dirinya adalah, sebelum berlaga, ia selalu buat perjanjian atau MoU. Misalnya, boleh saling serang ketika ekonomi sudah diangka 10 ribu. MoU ini belakangan menjadi trend baku dikalangan Komunitas AOE. Ketika dirasa semua ekonomi sudah serentak mencapai angka 10 ribu, maka lonceng genderang perang pun sudah bisa dimulai.
Bangsa yang paling ia sukai adalah Teuton, namun saya amati, ia lebih sering memegang Persian dengan pasukan Gajahnya yang mampu merobohkan kastil. Tapi gajah-gajah bengkak itu tak selamanya ganas bila berhadapan dengan master AOE. Hanya dengan mengirim ‘culok-culok’ atau paladin, atau pasukan elit kastil dan elit barrack saja, gajah-gajah itu langsung menjadi gajah plastik yang bocor, rebah ke kanan atau kiri secara menyedihkan.
Menurut Heri, King Robot kalau menyerangnya luar biasa semangat, tapi dibelakang, kerajaannya dalam detik itu juga langsung roboh. Ibarat ular sedang memakan mangsa, sementara ekornya pun sedang ditelan ular lainya dalam waktu bersamaan. “Menyerang orang tapi tak sanggup menahan diserang orang.” Ungkap Heri sambil ngakak. | Halim El Bambi | Penulis di Komunitas AOE Indonesia
Tags: