Tokoh PNA Padang Tiji Kecam Pembantaian Muslim Rohignya
#Minta Kepedulian Kita Sesama Muslim
Myhelb - Membaca Zaman | Tokoh masyarakat Padang Tiji, yang juga Ketua PNA Kecamatan Padang Tiji, Roman Syah, yang biasa dipanggil Haji Roman meminta pemerintah Aceh untuk menggerakkan hatinya melihat nasib pegungsi Rohingya yang saat ini sedang ditampung di Kompleks Mina Raya , Desa Kupula Tanjong, Padang Tiji, Pidie.
Sebelumnya, pegungsi Rohingya yang berjumlah 174 jiwa itu sempat terkatung-katung saat mendarat di Ujoeng Pie Laweung, Muara Tiga, Pidie.
Lalu sempat diboyong ke Blang Paseh Kota Sigli, namun karena ditolak warga, akhirnya para pegungsi yang sempat difasilitasi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) bersama sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal, akhirnya kini dipindahkan ke Kompleks Yayasan Mina rata di Gampong Lueng Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Pidie.
"Terus terang kita sebagai umat Islam, sebagai insan yang memiliki hati nurani, sangat sedih dan terenyuh saat melihat anak-anak kecil, balita dan wanita lemah dari pegungsi, yang sebelumnya terombang-ambing dilautan demi mencari tempat berlindung di negeri yang mayoritas Muslim juga, kita malah sempat menolak kehadiran saudara kita ini." ujar Roman kepada Myhelb Membaca Zaman.
Mantan Timses Irwandi - Nova yang juga Ketua Satgas PNA Wilayah Aceh Pidie itu lalu menghimbau kepada tiap diri Muslim agar saat pegungsi Rohingya datang mencari aman dari agresor junta Myanmar jangan cepat mengambil kesimpulan negatif mengenai watak suku bangsa tersebut, tapi lihatlah sisi humanisme dimana sisi kemanusiaan itu justru dilindungi oleh tiap bangsa dan negara dimanapun di pojok dunia ini.
"Mereka itu korban agresor militer di Myanmar. Mereka itu pelarian kemanusiaan yang wajib kita tampung dan lindungi, perhatikan hingga masalah yang mereka hadapi dapat dicarikan solusi, setelah mendapat solusi dan mereka tak terancam lagi, maka saat itu bisa kita persilahkan untuk kembali ke negerinya secara damai dan dengan jaminan hukum internasional." sebut Roman Syah.
"Kalaupun lembaga-lembaga dunia tidak peduli, minimal negara-negara yang Muslim, se persaudaraan kita sesama Islam, hendaknya ambil peran dan peduli. Sungguh naif korban kemanusiaan seperti Bangsa Rohingya ini kita biarkan begitu saja. Soal watak mereka, itu urusan lain. Yang penting kita sebagai insan peduli dulu sambil kita cari solusi terbaik. Bukankah kita ini diberi akal oleh tuhan untuk peduli kepada sesama. Kalau kita cuek dan abai terhadap masalah kemanusiaan ini, itu tanda sisi kemanusiaan manusia zaman moderen sekarang ini sudah musnah, punah dimakan oleh egoisme kita sendiri." tambah mantan Kombatan itu pula.
"Jadi alhamdulillah dari pemerintah Pidie sudah peduli saudara kita Rohingya dengan memberi tempat di Padang Tiji, sekarang kita juga minta kepedulian Pemerintah Aceh dibawah pak Pj mohon gerakkan hati untuk membangun kepedulian kepada saudara-saudara kita yang dinegerinya itu sedang dilakukan pembantaian massal. Kita juga mendesak pemerintah RI mengirimkan pasukan perdamaian Indonesia (pasukan garuda) ke Myanmar untuk membantu bangsa Muslim Rohignya. Pengiriman pasukan ini diharapkan dapat menghentikan korban Rohingya lebih banyak lagi di Myanmar. Ini masalah kemanusiaan serius, bukan main-main." Tegas Roman Syah yang ikut heran melihat Aung San Suu Kyi yang dulunya pejuang HAM kini malah aktor utama pembantai Muslim Rohignya di negerinya.
"Bumi ini milik Allah bukan milik pemerintah agresor itu. Semua makhluk Allah di bumi ini berhak untuk hidup dan berkembangbiak. Pembantaian atas Muslim Rohignya jelas merupakan kejahatan paling keji yang harus dilawan." tutup tokoh masyarakat Padang Tiji ini. | Halim El Bambi | Myhelb membaca Zaman