BW, 'Kembalilah...! Pendukung mu, menunggu mu...!"

Halim El Bambi
By -
0

 

BW, 'Kembalilah...! Pendukung mu, menunggu mu...!"
By Halim El Bambi

Penghujung 2018, Aceh heboh luar biasa. BW dibawa dalam reo yang biasa dipakai pada masa DOM. Dibawa ke Jakarta lalu di'bungkam' selama lebih 4 tahun sekian.'

Aceh yang semula sedang 'semangat-semangatnya' melanjutkan pembangunan dari segala sektor, terutama menggerakkan pelayanan JKA bagi jutaan rakyat Aceh--dan itu sudah menjadi icon yang digagas BW, tiba-tiba menjadi lesu dan hilang gairah.

Tensi politik yang semula hiruk pikuk berganti dengan duka. Para pendukungnya tercekat, tak berkutik, semua galau. Bahkan tak banyak yang pusing. Htang politik mencuat, donatur kelimpungan. Bos nggak bisa berbuat apa-apa lagi. Hak politiknya sudah dibatasi. Bahkan badanya sudah terkurung. Semua pasrah dan hanya bisa mengurut dada.

Banyak yang simpatik. Ia dinilai sosok pemimpin yang unik. Kehadiranya telah membawa warna baru. Sebagai mantan petinggi GAM yang berstransformasi ke politikus, ia mampu membuat tensi perpolitikan di Aceh begitu bergairah, penuh warna. Lika-liku penuh zig-zag.

Yang senang saat ia tertimpa bala itu, sudah pasti lawan politiknya, musuh dalam selimutnya. Selebihnya, rakyat mencintai BW sebagai 'pahlawan' bak Robin Hood. Ia pejuang bagi rakyat kecil. Pikiran dan programnya banyak memberi mamfaat bagi kaum lemah. Ia dielu sebagai 'pejuang kesehatan rakyat'. Ia pencetus Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)yang hingga detik ini masih diingat oleh rakyat sebagai program kesehatan paling monumental, sekaligus inspiratif dalam sejarah kepemimpinan Aceh. Ada juga 'Aceh Green' yang telah menyelamatkan jutaan hektar hutan Aceh. Itu ia pula konseptornya.

Paska ia keluar dari 'kotak 2x3', rakyat sebenarnya masih menaruh harapan pada BW sekembali menghirup udara bebas. Ada banyak PR-PR besar masa lalu yang belum sempat diwujudkan, dan paling kurang bisa ia 'selesaikan; melali jalan komunikasi dan tatap muka. Namun nampaknya harapan itu masih menjadi harapan yang auranya sulit diwujudkan seperti masa lalu. Ia pergi kesana kemari bagaikan di'penjara' untuk kedua kali. Meski 'penjara' ini tidak lagi mengunci badanya, tetapi ia seperti jauh dan terus menjauh dari konstituennya. Padahal ia itu seorang tokoh ikonik Aceh. Sosok pemimpin yang masih memiliki aura kepemimpinannya, masih melekat kuat, belum lekang paska era kejatuhanya.

Ia masih punya basis massa. Pendukungnya masih berjejer dari Sabang hingga Singkil, batas provinsi Aceh. Omonganya sebenarnya masih ditunggu dan didengar serta digerakkan, namun pendukungnya masih harus bersabar dulu. Ia masih sedang 'mabuk cinta'. Berikan kesempatan dan biarkan dulu proses humanisme itu terus berjalan seiring ia menghirup udara bebas. Biarkan beliau menikmati dulu kebebasannya bagaikan merpati yang dilepas ke udara, atau pesawat aero shark yang ia kendali dan terbang mengitara awan. Disitu mungkin ia merengkuh betapa kebebasan itu harus dinikmati.

Namun pendukungnya mungkin berharap ia cepat kembali dan mengingat kembali bahwa ia adalah sang pemimpin. Tak bisa juga terus 'terlena' dan melupakan akarnya sebagai 'the leader' yang diberikan oleh pendukungnya hingga ia menjadi besar. Ia besar bukan dari perjuangan 1 atau 2 orang. Sebaliknya ia menjadi sejarah gemilang karena followernya itu.

Bila sudah puas menikmati alam, kembalilah bosque! Pendukungmu masih menunggu dengan setia. Pendukungmu masih belum puas juga melepas rindu denganmu dan engkau perlu menoleh, melihat mereka, kembali kepada mereka. Medengar keluh-kesah mereka.

Mereka juga menjaga dan memahami dunia privacy-mu saat ini, mereka juga menghargai tamu baru disampingmu dan berharap menjadi saudara yang saling memahami.

Kembalilah, bila ada waktu, diluar privacy mu itu, pendukungnya selalu menunggu mu untuk disapa. Ketahuilah engkau itu masih pemimpin kami. Sebab kami tau engkau bukan bandit yang diisukan lawan politikmu, engkau masih pahlawan, pemimpin yang dibungkam karena berkata dan bertindak benar (pro rakyat). Publik tidak buta dan tuli soal itu. 'BW, kembalilah....! Pileg didepan mata...! | Halim El Bambi | Orang yang dulu sama-sama menggerakkan propaganda dan pencitraan dengan dirimu di media sosial.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)