Myhelb Membaca zaman | Hidup adalah perjuangan dan pilihan. Begitulah prinsip kuat yang dipegang Syed Ahmad Shah Saadat. Ia bukan orang sembarangan di Kota Leipzig, Jerman. Menyandang 2 gelar master bergengsi dari universitas terkemuka di Inggris tak lantas membuat ia harus bekerja di level papan atas kehidupan.
Sejak masih bekerja sebagai Menteri Informasi di rezim Ashraf Ghani, Ahmad tak sanggup melihat beragam kezaliman dan kebusukan yang dipertontonkan pejabat pejabat Afgan--yang baginya sebagai para bangsat berdasi itu-- didepan matanya. Ia lalu mundur dari jabatan menterengnya dan memilih hijrah ke Jerman.
Kepergian Ahmad ke negeri Eropa itu tentu saja bukan karena Taliban saat ini mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, karena itu terjadi pada saat rezim Ashraf Ghani aktif berkuasa.
Untuk bertahan hidup di negeri Panzer, Ahmad yang mantan pejabat tinggi itu pun harus putar otak untuk menghidupi keluarganya. Ia lalu memberanikan diri mendaftarkan dirinya pada sebuah resto Pizza, Leiferando sebagai kurir atau pengantar pizza di Kota Leipzig.
Dengan ransel penuh pizza dipunggungnya, Ahmad lalu berjibaku mengayuh sepeda, pergi ke berbagai alamat pelanggan yang sudah terkoneksi layaknya grab. Setelah mengantar pesanan para pelanggannya itu, Ahmad tak jarang menepi untuk istirahat sejenak. Keringat mengguyur disekujur tubuhnya. Ia dibayar sekitar Rp 300 ribu sehari, dan bersyukur dengan rezeki yang ia dapatkan.
"Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan hari-hari dan sewa rumah di kota ini." terang Ahmad, lulusan Oxford Universitys, London ini. Tak ada rasa malu dan sungkan baginya sepanjang apa yang dilakukannya halal.
Kisah mantan Menteri Komunikasi Afghanistan ini terungkap setelah seorang jurnalis Jerman untuk media Leipziger Volkszeitung (LVZ) mengorek informasi tentang dirinya saat mengantar pizza.
Gara-gara diliput itu pula, kisah Ahmad lalu menjadi viral sedunia. Sejauh ini belum ada respon dari Pemerintah baru Afghanistan dibawah kendali Taliban mengenai kehidupan Ahmad di negeri seberang yang hidupnya bagaikan roda pedati.
Saya yakin, masa depan Ahmad yang mantan menteri anti korupsi dan perilaku kotor ini akan mengalami sukses dimasa depan. Itu adalah balasan dari prinsip mempertahankan kebaikan dan kemuliaan. Bisa jadi ia akan diminta balik kampung oleh pejabat Taliban dan diberikan posisi yang bagus untuk memulai reformasi di Afghanistan dari prilaku-prilaku nista sepeninggal rezim Ashraf yang koruptif. | Halim El Bambi | Myhelb Membaca zaman