- Berharap, pasangan ini gol dikemudian hari, badai kritikan kepada 'Aceh Hebat' mungkin sedikit merada bila Sayuti Abubakar mendampingi Nova.
Sejatinya Nama Edi Saputra cukup tersohor, bukan hanya ditelinga warga Bireuen (kampung sekaligus tempat Edi membuka bisnis supermarketnya yang diberi nama Obama Market). Dari market ini pula, Edi mulai mengumpulkan pundi-pundi uangnya. Ia menjelma menjadi seorang pengusaha muda asal Bireuen yang cukup terkenal.
Nama Edi Obama semakin 'viral' manakala banyak elit-elit Aceh seperti Irwandi Yusuf (Gubernur Aceh pertama dari mantan petinggi GAM menjabat di periode pertamanya paska MoU GAM-RI) bersahabat dengan dirinya. Intensitas persahabatan antara Tgk Agam dengan dirinya makin mesra dan sangat dekat manakala Irwandi mneyatakan dirinya kepada Edi akan maju lagi sebagai calon Gubernur Aceh di Pilkada Aceh 2017. Pada saat itu, Irwandi yang kesulitan logistik semakin pusing dan hampir maju melalui jalur independen yang diprediksi banyak pihak 'lebih aman' dari intervensi bila nantinya menang. Namun dalam perjalananya, entah mengapa tiba-tiba Irwandi mulai membuka diri kepada Partai Nasional.
Awalnya Irwandi Yusuf berharap Ketua Golkar Aceh saat, Teuku Muhammad Nurlif mau mendampingi dirinya sebagai wakil gubernur. Sialnya saat detik-detik konvensi di Jakarta kala itu untuk pengesahan pasangan, Nurlif terlambat datang sehingga situasi krusial itu dimamfaatkan Partai Demokrat besutan SBY. Daripada tidak ada partai pengusung, akhirnya Irwandi Yusuf menerima saja pinangan Partai Demokrat dan jadilah Nova Iriansyah, Ketua Demokrat Aceh disanding mendampingi Irwandi Yusuf. Itu terjadi pada penghujung 2016 atau tepatnya Agustus 2016.
Saya saat itu yang ikut juga dalam rombongan Irwandi di markas pusat Partai Demokrat, sedikit kecewa karena bukan TM Nurlif yang final mendampingi Irwandi.
Setelah pasangan Irwandi Yusuf - Nova Iriansyah dibakukan, badai masih belum reda juga. Terutama masalah logistik belum ada jalan keluar, masalah dana politik ini masih terus menjadi momok dilapangan, terutama buat logistik penguatan tim pemenangan hingga ke gampong-gampong. Saya tidak tau saat itu apakah pihak Demokrat ikut mati-matian berjuang mengatasi masalah dana kampnye ini, namun seingat saya, masa itu baik Irwandi Yusuf sendiri dan Nova Iriansyah sudah mulai intens menelpeli Edi Obama bak perangko yang dianggap sebagai 'mesin uang' (donatur).
Edi sering dibawa kemana-mana oleh Irwandi Yusuf, termasuk ikut diterbangkan dengan pesawat 'Hana Karu Hokagata' berstempel 'The Eagle One' yang logonya saya buat sendiri atas perintah Irwandi Yusuf. Demikian juga oleh Nova Irinsyah, sebelum Edi didapuk menjadi Ketua DPC Demokrat Bireuen, Edi mulai di'elus-elus' Nova dengan harapan keran-keran uangnya bisa mengalir deras dari kantongnya demi membangun kekuatan Tim Kampanye pasangan No 6 itu yang sedang kritis.
Baru pada media 2017, Edi akhirnya diangkat dan diresmikan Nova selaku Ketua DPD Demokrat Aceh sebagai Ketua DPC Demokrat Wilayah Bireuen. Kontan saja nama Edi Obama, pemuda penuh dedikasi dan pekerja keras, berjiwa sosial semakin berkibar dan viral. Anak muda asal Matang GLP II ini sudah diakui oleh Parnas, demikian gaung Edi masa itu yang terus menjadi headline koran-koran.
Kedekatan Edi dengan Irwandi dan Nova Iriansyah, dan ditambah lagi karena loyalitasnya kepada pasangan ini makin kokoh, akhirnya kantong Edi mulai jebol setelah lama dirayu-rayu oleh Nova Iriansyah ( yang notebene atasanya di partai, sebagaimana pengakuanya). Tak kurang dari Rp 8 Milyar uang dari sakunya ia rogoh untuk kepentingan politik Irwandi-Nova yang jadi lega atas suntikan dari Edi.
Uang-uang itu didistribusikan untuk menutupi kekurangan logistik Irwandi-Nova yang makin sekarat saja didetik-detik pemilihan. Karena tanpa uang, bagaimana mau mencetak perangkat alat peraga yang banyak menelan biaya untuk dipasang seantero Aceh. Lalu apakah tim-tim pemenangan dari provinsi hingga gampong hanya menelan air ludah saja saat bekerja mati-matian untuk pasangan ini? Tentus aja uang sokongan dari Edi menjadi 'oase' ditengah tim lapangan nyaris tumbang dan menyerah.
Maka betapa besarnya pemgorbanan seorang Edi Saputra untuk pasangan yang memenangi Pilkada 2017 ini. Hingga Irwandi mendapat OTT, ironisnya jasa besar Edi Obama seakan terbang bagaikan kapas, tak berbekas dimata seorang Nova Iriansyah yang kini menjadi 'raja zalim' setelah berhasil mendapat durian runtuh kekuasaan.
Dalam dunia politik, tidak ada yang namanya 'makan gratis'. Maka Edi sangat paham akan hal itu. Meski ia sebelumnya dielus-elus, berharap uang itu diikhlaskan saja sebagai 'uang perjuangan', tapi dimata Edi itu sudah masuk ranah hutang-piutang yang hukumnya WAJIB DIBAYAR setelah mereka berhasil naik ke puncak kekuasaan. Sah-sah saja, sebab nominal uang yang telah ia korbankan (sesuai kwitansi yang selalu ia perlihatkan) bukan sedikit. Beberapa sahabatnya sendiri mengantar uang itu dan sekaligus menjadi saksi hidup bagaimana pengorbanan Edi kepada pasangan Innova.
Awal ceritanya, andai Irwandi Yusuf masih eksis di tampuk kekuasaan Aceh, hutang itu akan dianggap mudah dibayar. Namun ceritanya menjadi pelik manakala Irwandi tiba-tiba ditengah jalan di OTT KPK dengan tuduhan suap yang dibuat-buat. Pengamat menyebut peringkusan Irwandi adalah 'permainan politik tingkat tinggi pusat'. Nova dalam perjalananya pun setelah menjabat Plt makin cmencueki Edi, bahkan Edi menyebut Nova makin sombong dan angkuh. Edi menyebut Nova seperti tidak mengenal lagi Edi saat ini. Saat ia berkali-kali menagih haknya, Nova--seperti diberitakan banyak media-- menyebut kelompok Edi sebagai perusuh. Edi makin sakit hati karena baginya, setelah Irwandi terpenjara karena OTT yanga neh, maka orang selanjutnya yang mesti bertanggungjawab adalah wakil gubernurnya, yaitu Nova Iriansyah yang awalnya menjabat Plt Gubernur dan kini gubernur defenitif. Tapi Edi masih saja: uet ie babah puteh alias semua upayanya berjuang meminta balik uangnya selalu menemui jalan buntu ibnu gagal total.
Kini, sikap Edi yang awalnya meledak-ledak, kini menjadi lebih smart. Terlebih lagi setelah ia didapuk langsung Ketum Partai Aceh sebagai salah seorang elit partai, namun upayanya menagih hutang kepada pasangan Innova tetap terus berjalan.
Dalam kaitanya pendamping Nova Iriansyah yang saat ini masih lowong, Edi menyarankan nama Sayuti, sebagai sosok yang sangat layak mendampingi Nova disisa jabatanya yang tinggal 1 tahun beberapa bulan saja.
Edi menyebut Sayuti sebagai Cawagub yang pantas karena bila dilihat dari sisi pengorbanannya, kapasitasnya, integritasnya dan loyalitasnya, baik terhadap PNA maupun Irwandi sendiri, Sayuti mempunyai kapasitas yang cukup capable. Apalagi, bagi Edi, Sayuti yang juga asli Bireuen itu bukan orang sembarangan di partai. Sayuti bagi Edi adalah akar sebuah pohon di tubuh PNA. Bila akar itu tercerabut, maka tumbanglah pohon (PNA) itu, katanya kepada saya. Disamping saya, ada Tarmilin Usman, Ketua PWI yang sedang bincang-bincang juga dengan Edi Obama.
Apa yang kita tangkap dari tulisan panjang tentang seorang Edi Obama ini? tentus aja Edi adalah sosok pengusaha, politikus dan pemuda yang berjiwa negarawan. Meski masih tak dihirau akan hutang-hutangnya itu, ia tetap berjiwa kesatria, mau memberi masukan kepada Nova Iriansyah, bahwa Sayutilah sosok yang pas mendampingi mantan atasannya itu. Berharap, pasangan ini gol dikemudian hari, badai kritikan kepada 'Aceh Hebat' mungkin sedikit merada bila Sayuti Abubakar mendampingi Nova. Semoga Nova Iriansyah membaca tanda-tanda jiwa negarawan seorang Edi Obama. | Timses Irwandi Nova 2012-2022 | Owner LookAge
Membaca Zaman | Sahabat Edi Saputra
Membaca Zaman | Sahabat Edi Saputra