King of Boncel
By -
April 01, 2023
0
King of Boncel atau King of Abu Rokok
By Halim El Bambi | Pengamat Planet AOE
Serius? Iya. Tak banyak bicara? Belum tentu. Suka becanda? Kadang-kadang. Hobi merokok? Sudah pasti. Ia sudah identik kereta api berjalan yang terus menerus menyemburkan asap dimulutnya. Bagi bukan perokok, melihat para perokok berat aneh saja. Asap yang terus menerus ditelan dan dimuntahkan keluar dari mulut tak membuat mereka batuk nengkreng. Padahal, non perokok, mencium aroma rokok saja sudah batuk-batuk, bayangkan kalau asapnya terhirup, dalam posisi yang paling parah, orang itu bisa bersin-bersin dan pusing.
Namun begitulah Surip, biasa kami memanggilnya dengan 'Mas Urep', hidupnya tak lekang dari rokok yang terus menerus lekat dimulutnya. Saya sering menasehatinya agar jauhkan saja itu rokok, selain tak baik buat kesehatan, juga bisa bikin kantong jebol, selorohku suatu ketika, medio 2000 silam. Sampai sekarang pun, ia masih tak bisa membuang rokok. "Hana icas ulee menyoe hana rukok, lem." sebutnya masa itu, dengan logat Aceh agak bakay sedikit. Maklum, ia lahir diluar Aceh, dan besar di Pidie, sebelum akhirnya digondol (alm) Maimul Fidar, mantan gurunya di Keumala ke Banda Aceh, untuk dikasih pekerjaan jaga kantor Forum LSM Aceh, di Taman Siswa, Merduati. Padahal, logat Aceh aku sendiri juga nggak pas-pas amat (tilo), karena aku lahir dan besar di Medan, meski kedua orang tuaku berasal dari Pidie.
Ketika pertama sekali aku menginjakkan kaki di kantor Forum LSM Aceh, Surip Widodo (nama lengkapnya) sudah duluan mangkal disitu. Ia disuruh tinggal Maimul Fidar dan mendapat acc dari Direktur Forum masa itu, (alm) Abdul Gani Nurdin untuk standby dikantor, sambil bantu-bantu apa saja.
Ia tinggal disebuah ruangan seorang diri. Namun, ketika aku tiba di Forum dibawa serta King Luk (Lukman Age), Surip menawarkan sebuah dipan untuk aku jadikan tempat istirahat. Persis disisi kananya. Jadilah kami sekamar masa itu. Sementara Rael (Isralidin), 'Hamba Allah' dilain pihak, sudah bolak-balik UKM Pers DeTAK - Forum dari acc (alm) Azwar Nurdin yang iba kepada Rael karena penurut.
Urep, sepanjang amatan, orangnya sangat tenang (calming). Kalau lagi serius, wajahnya benar-benar seriburius. Seakan-akan mau menelan seseorang. Aku yang saat menginjakkan kaki pertama sekali di Forum dan belum begitu mengenal dirinya utuh, sempat mengira akan dihajar olehnya dengan mudah. Jadi ketika wajahnya ia pasang sangat serius, rasanya aku ingin kabur saja dari kantor dan mengelilingi bumi dan lautan diluar sana. "Apakah ia kurang senang aku nongol di kantor ini?" pikiran jelek mulai mengganggu alam pikiran.
Namun setelah dilakukan investigasi sangkilat, dan juga adanya masukan dari beberapa rekan lainya, langgam Urep memang begitu adanya. Orang sering terkecoh dengan mimik wajahnya yang serius cenderung seperti kurang friendly. Padahal, anggapan itu 180 derajat salah total. Sejatinya, ia adalah 'pria paling baik hati sedunia'.
Meski awalnya hemat bicara, tapi setelah saling kenal akrab, Urep malah berubah menjadi 'pria paling asyik sedunia' untuk diajak bicara. Ia sangat bersahabat. Kalau sudah konek, 1 - 3 bungkus rokok bisa ia habiskan kalau sudah semangat 87 bicara dan saling diskusi, terutama soal musik, tentang cinta (sok dokter cinta, padahal ia sendiri pemalu) dll bidang yang ia sukai.
Surip sesungguhnya adalah pria peramah. Ia juga punya jiwa sosial kemanusiaan yang sangat tinggi. Setia kawan dan selalu berupaya tidak mengecewakan sahabatnya. Ia juga pria sederhana, apa adanya. Bisa tidur beralaskan apa saja, yang penting tak mengganggu orang lain. Bahkan ia tak sungkan memberikan alas tidur terbaiknya kepada temanya supaya tak tidur dikarpet telanjang, sementara ia tak mempermasalahkan dirinya yang tidur begitu saja diatas spanduk. Yang penting bisa pulas, begitu prinsipnya. Begitu juga halnya soal makan, ia siap berbagi nasi bungkusnya buat teman lainya. Yang penting alakadar sudah memadai. Kesetiakawanannya memang harus diacung jempol, tanpa batas.
Selain aktif di Forum, diluar sana, Urep adalah aktivis jalanan bersama Yayasan Anak Bangsa (YAB). Bersama beberapa sohibnya ia pernah mendirikan dan aktif disebuah komunitas 'seniman ngamen', mereka menyebutnya Grup 'Cuex'. Kumpulan anak-anak muda aktivis sosial yang berbasis seniman. Tugasnya, menelusuri tiap pojok kota Banda Aceh bilamana ada anak-anak terlantar, mereka hadir untuk memberikan hiburan demi membangkitkan semangat mereka dari kesulitan dan tekanan hidup. Kadang-kadang mereka juga menggelar aksi mengamen ke tempat-tempat keramaian.
"Hitung-hitung sambil adu nyali (andrenalin)," kilah Surip saat aku tanya suatu ketika, sangking pensaran melihat siklus hidup seorang Surip yang lebih suka tampil lusuh dan hidup bak menggelandang. Saya berpikir, apakah ada kaitannya dengan pengaruh 'kaum hyppies'? "Santai aja lim! Nikmati aja hidup ini," tambahnya lagi. Aku hanya bisa terpaku diam.
Batinku serasa mau mengatakan; "Aku sayang aja Rep ke kamu....jangan hidup seperti tanpa arah.."
Pada akhirnya aku memakluminya. Tapi sesungguhnya aku tak percaya ia identik hyppies, sebab ia juga sebetulnya pria cerdas. Ia pintar cakap Inggris, pernah ke Filipina ajang conferensi human rights, juga ia pintar bicara dalam forum-forum kemasyarakatan. Kedekilan mungkin itu sebuah settingan atau sudah langgam hidupnya. Biarkan ia bebas menentukan kodrat hidupnya yang lekat dengan hyppies.
Lha, aku kok jadi fokus ke pribadinya, padahal mau kisah tentang age of empire. Tapi okelah, biarkan tulisan ini menjadi sebuah coretan sejarah baginya. Siapa tau, banyak temannya yang kebetulan membaca ini, pasti akan setuju saja dengan muatanya.
**
Virus AOE yang telah mewabah seantero kantor, membuat Surip pun ikut-ikutan penasaran. Sama seperti dengan saya, dulunya di forum lalu tiba-tiba ditarik Maimul Fidar ke Koalisi, Surip adalah manusia yang penuh rasa penasaran apabila melihat sesuatu yang ia gandrungi. Misalnya soal empire, ia juga ikut membaca sejarah bagaimana AOE itu mula sekali diciptakan oleh microsoft.
Bila sudah sendiri didepan komputer, ia sudah masuk ke tool setting lalu membuka semua pohon (alur) sejarah AOE. Semua bangsa ia baca tanpa tersisa. Ia paling senang akan bangsa-bangsa Asiatic. Sebut saja misalnya Jepang, Korea, China, Mongol. Ia berpikir seandainya pihak microsoft menambahkan bangsa unik lainya seperti (Papua) Indonesia, Aceh, Dayak, Malaysia, India, Afrika mungkin akan lebih menarik dan seru lagi.
Selain bangsa Asiatic, Surip juga penasaran dengan bangsa Mayan, Aztec dan Amerika Selatan lainya. Baginya, bangsa-bangsa itu lebih maju dan mistik. Ia suka pada bangsa-bangsa yang bernuansa mysterious. Oleh karena itu, ia kerap memakai Aztec atau Maya dalam tiap pertempurannya melawan tim lain.
Namun yang paling dominan yang ia pakai adalah bangsa Korea. Pasukan elit yang disebut war wagon, dengan tong dibelakang pedati kuda itu menjadi andalan dirinya membakar kerajaan lawan. Sehingga Surip identik dengan pasukan elit tersebut.
Namun meskipun tampilan war wagon lebih besar di screen bak delman di Jogjakarta, bukan berati elit war wagon sulit ditaklukkan.
Herizal Kurawa paling senang kalau lawanya Surip. Aksi-aksi licik kearah kerajaan Surip mudah saja digencarkan. Maka ketika elit-elit war wagon yang ia kerahkan ke kerajaan Heri hampir menutupi layar map, Heri lalu menyiram kuda-kuda gembung Surip dengan onager. Kontan saja, war wagon yang susah payah dicetak Surip langsung 'phak' menjadi keripuk jengek. Elit Korea ini benar-benar sangat lemah sebenarnya, hanya dengan percikan api saja sudah lepas semua baut-baut keretanya, bayangkan kalau apinya langsung yang kena, langsung jadi debu. Kalau sudah begitu, teriakan paling ikonik yang meluncur dari mulut Surip akan terdengar:
"Bonceeeeeeeeelllllll...bonceeeel...!" entah apa maksudnya istilah itu, sampai sekarang pun kamus KBBI belum memasukkan istulah itu sebagai 'word' spesifik Nusantara, kemungkinan itu istilah khas pulau Jawa.
Kapok? Tidak. Typikal Surip tak pernah kapok bila pasukanya punah. ia masih terus mencetak elit meski APBA sudah diujung kerongkongan.
Dalam posisi tertekan oleh lawan, apalagi lawan yang ia hadapi sekelas Heri, ia tak mau kalah mudah. Tapi panik sudah pasti.
Uniknya, dalam kepanikan itu, rokoknya terus menerus ia hisap, lalu abunya dilinting begitu saja kemana-mana. Sampai-sampai ada istilah 'asbak rokok segede ruangan', sudah melekat pada dirinya. Sehingga ia layak disebut 'King of Abu Rokok' oleh teman-temanya.
Sejatinya, karakter Surip dalam AOE tak terlalu suka ia bermain 4 vs 4. Ia lebih suka mengajak lawanya face to face, dan lawan yang ia ajak selalu yang ia seleksi sendiri, yang kira-kira mudah ditaklukkan. Mislanya Heri, Wak Muh, Saed Robot, Zainal Abidin dan raja-raja papan tengah lainya.
Kalau diajak oleh master AOE, ia mainya bakal tak serius karena tau ujung-ujungnya akan 'lampageue'. Saat sering kalah dari para master, Surip menghibur diri dengan melawan komputer, tapi memakai 'how do you turn this on' buat melampiaskan kekecewaan. Mobil-mobil biru itu ia parkir dihalaman depan kerajaan supaya tak ada penyusup yang masuk disaat ia sedang membangun sesuai aestheticnya. Begitulah Urep, pria wajah serius tapi murah senyum, yang baru-baru ini sudah menyelesaikan S1 nya setelah belasan tahun hidup hyppies 🥸😊 | Halim El Bambi
Tags: