Nama scientis Islam ini adalah Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani. Beliau adalah astronom yang juga matematikawan Islam asal Persia.
Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri yang menjadi tolok ukur para arsitek membangun setiap bangunan. beliau juga mempelajari pergerakan bulan (karena menguasai ilmu astronomi). Salah satu penemuanya adalah kawah di bulan yang kini para ilmuwan dunia menamai kawah itu sebagai 'kawah Abul Wáfa', sesuai yang ditemukan Abul Wafa.
Al-Buzjani lahir di Buzhgan, Khorasan Raya (kini Iran). Pada usia 19, tahun 959, kecerdasannya sudah mulai tampak karena ia berbeda dengan kebanyakan anak-anak lain. Saat berusia 19 tahun ini dia juga sudah migrasi ke Baghdad dan menetap di sana untuk empat puluh tahun kemudian, dan meninggal di sana pula pada tahun 998.
Abul Wafa hidup sezaman dengan ilmuwan terkemuka lainya di kota Baghdad seperti Abū Sahl al-Qūhī dan Al-Sijzi, juga sezaman dengan ilmuwan lain di luar Baghdad seperti Abu Nasr Mansur bin Iraq, Abu-Mahmud Khojandi, Kushyar ibn Labban dan Al-Biruni.
Al Wafa mendefinisikan fungsi tangen, dan memantapkan bentuk beberapa identitas trigonometri menjadi bentuknya yang modern seperti sin(a ± b), di mana matematikawan Yunani Kuno telah menyatakan identitas serupa dalam bentuk tali busur.
Rumus Trigonometri digunakan untuk menemukan cara menghitung tabel trigonometri. Ilmu ini memiliki peran yang sangat vital di dunia matematika modern. Para arsitek diwajibkan menguasai Trigonometri agar dapat membuat pondasi bangunan yang sesuai. Semua dilakukan dan diukur sesuai kaidah baku yang dicetuskan oleh Abu al Wafa’.
Dia juga menulis terjemahan dan penerangan tentang karya aljabar Diofantos, al-Khawārizmī, dan buku Elements karya Euclid. | Halim El Bambi / Myhelb Membaca Zaman | Dirujuk dari berbagai sumber ilmiah.
Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri yang menjadi tolok ukur para arsitek membangun setiap bangunan. beliau juga mempelajari pergerakan bulan (karena menguasai ilmu astronomi). Salah satu penemuanya adalah kawah di bulan yang kini para ilmuwan dunia menamai kawah itu sebagai 'kawah Abul Wáfa', sesuai yang ditemukan Abul Wafa.
Al-Buzjani lahir di Buzhgan, Khorasan Raya (kini Iran). Pada usia 19, tahun 959, kecerdasannya sudah mulai tampak karena ia berbeda dengan kebanyakan anak-anak lain. Saat berusia 19 tahun ini dia juga sudah migrasi ke Baghdad dan menetap di sana untuk empat puluh tahun kemudian, dan meninggal di sana pula pada tahun 998.
Abul Wafa hidup sezaman dengan ilmuwan terkemuka lainya di kota Baghdad seperti Abū Sahl al-Qūhī dan Al-Sijzi, juga sezaman dengan ilmuwan lain di luar Baghdad seperti Abu Nasr Mansur bin Iraq, Abu-Mahmud Khojandi, Kushyar ibn Labban dan Al-Biruni.
Al Wafa mendefinisikan fungsi tangen, dan memantapkan bentuk beberapa identitas trigonometri menjadi bentuknya yang modern seperti sin(a ± b), di mana matematikawan Yunani Kuno telah menyatakan identitas serupa dalam bentuk tali busur.
Rumus Trigonometri digunakan untuk menemukan cara menghitung tabel trigonometri. Ilmu ini memiliki peran yang sangat vital di dunia matematika modern. Para arsitek diwajibkan menguasai Trigonometri agar dapat membuat pondasi bangunan yang sesuai. Semua dilakukan dan diukur sesuai kaidah baku yang dicetuskan oleh Abu al Wafa’.
Dia juga menulis terjemahan dan penerangan tentang karya aljabar Diofantos, al-Khawārizmī, dan buku Elements karya Euclid. | Halim El Bambi / Myhelb Membaca Zaman | Dirujuk dari berbagai sumber ilmiah.