Edi Saputra untuk Sains | EnviroDNA, sebuah perusahaan berbasis di Australia yang mengkhususkan diri pada penelitian DNA lingkungan (eDNA), telah menciptakan sebuah teknologi mendeteksi keberadaan Harimau Tasmania yang terkenal.
Penelitian itu memfokuskan diri pada jejak DNA hewan yang tertinggal di tempat ia punah seperti mengecek sel kulit, sisik, rambut, dan sekresi tubuh lainnya. Hasil tes itu kemudian dibandingkan dengan database genetik untuk menghasilkan katalog hewan yang hidup di daerah tertentu.
EnviroDNA bekerja dengan berbagai industri di seluruh Australia untuk mendeteksi spesies yang diminati guna menjaga ekosistem satwa liar dari dampak lingkungan.
Jaringan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menganggap Harimau Tasmania telah punah pada tahun 1982. Michael Moss, seorang peneliti Harimau Tasmania, telah menghubungi EnviroDNA untuk membantu membuat profil genetik makhluk itu, yang dapat diterapkan pada studi DNA lingkungan. Mereka telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari bukti keberadaan Harimau Tasmania yang mirip perpaduan antara kangguru, musang dan serigala liar.
Dalam situsnya, EnviroDNA mengakui bahwa harimau Tasmania telah punah dan materi genetiknya tidak dapat ditemukan di alam liar. Kelompok tersebut juga mengatakan, kesempatan untuk mengeksplorasi DNA dari salah satu makhluk Australia yang hilang memicu keingintahuan tim untuk menangani proyek tersebut.
Dengan menggunakan pemetaan genetik, yang dilakukan oleh para peneliti University of Melbourne, dari seekor anak harimau Tasmania berusia 108 tahun yang diawetkan, perusahaan tersebut dapat mengembangkan penyelidikan untuk spesies yang punah.
Para peneliti EnviroDNA menggunakan rambut harimau Tasmania untuk berhasil mendapatkan sinyal positif dari DNA yang diekstrak dari sampel rambut melalui probe baru. Tim tersebut kemudian menjelaskan bahwa wahana itu berpotensi mendeteksi jejak DNA harimau Tasmania di alam liar, memberi Moss harapan bahwa suatu hari dia bisa menemukan Harimau Tasmania yang masih hidup.
Bila berhasil, maka alat itu bisa digunakan untuk mendeteksi hewan-hewan liar yang telah punah lainya didunia. Misalnya hewan-hewan endemik di Aceh yang telah punah. Semoga. | Helb | myhelb.blogspot.com