LRB Upaya Generasi Muda Lestarikan Budaya ‘indatu’ di Era Modern

Halim El Bambi
By -
0








































Pada 25 Oktober 2025 kemarin, siswa-siswi yang tergabung dalam OSIM MAN 1 Pidie 2025 berhasil menggelar Pean Budaya bertajuk ‘Lentera Ragam Budaya’ (LRB). Pekan budaya ini sukses menggelar dua atraksi budaya, diantaranya ‘Pekan Kulinary Peunajoh Aceh’ serta ‘Fashion Show Lokalitas dan Nasional’.

Acara dipusatkan di kampus utama MAN 1 Pidie, di Komplek Pelajar Tijue, Sigli. Menghasilkan para juara fashion show masa depan yang patut untuk digelar lagi dimasa akan datang. Dampaknya sangat jelas, generasi muda mampu melestarikan adat istiadat maupun peunajoh lokal Aceh serta melestarikan corak langgam pakaian adat lokal Aceh maupun nasional.

Budaya adalah identitas suatu bangsa yang menjadi cerminan jati diri, nilai, dan sejarahnya. Tanpa pelestarian budaya, bangsa akan kehila- ngan jatidiri dan karakter generasinya. Di era globalisasi saat ini, dimana arus informasi dan budaya asing sangat mudah menginfiltrasi media digital, peran generasi muda dalam melestarikan budaya menjadi krusial dan mendesak.

Generasi muda merupakan pewaris sekaligus penjaga warisan budaya. Tapi, tantangan yang mereka hadapi pun tidak kecil pula. Adanya cap Budaya lokal sering dianggap kuno, ketinggalan zaman  lantas dibandingkan dengan budaya populer modern yang datang dari luar negeri. Akibatnya, tradisi ‘indatu’ ditinggalkan, bahasa Aceh jarang digunakan, kesenian tradisional kurang diminati. Di sinilah dibutuhkan kesadaran kritis dan kreativitas generasi muda untuk mempertahankan budaya tanpa menolak kemajuan zaman.

Maka, salah satu cara efektif melestarikan budaya adalah melalui pendidikan berbasis kearifan lokal. Oleh karena itu ‘Lentera ragam Budaya’ OSIM MAN 1 Pidie menjadi salah satu jawaban mengintegrasikan nilai-nilai budaya daerah ke dalam pembelajaran, seperti memperkenalkan tarian, musik, kuliner, atau cerita rakyat khas daerah. Sehingga generasi muda tidak hanya mengetahui, tetapi juga menghayati makna filosofis dibalik tiap tradisi. Misalnya, batik bukan sekadar kain, tetapi simbol doa, kesabaran, dan keindahan ciptaan Tuhan yang dituangkan melalui motif dan warna.

Selain itu, pemanfaatan teknologi digital menjadi langkah strategis dalam pelestarian budaya. Generasi muda saat ini hidup di era media sosial, dimana tiap konten dapat menyebar luas dengan cepat melalui platform seperti YouTube, TikTok, FB, IG, dll.

Banyak kreator muda yang berhasil membuat konten menarik tentang tari tradisional, kuliner nusantara, hingga bahasa daerah dengan cara yang modern, humoris, dan mudah diterima masyarakat luas. Maka dengan pendekatan digital, budaya tidak hanya dilestarikan tetapi juga dihidupkan kembali dengan semangat baru.

Selain di dunia maya, generasi muda juga perlu aktif dalam kegiatan budaya di lingkungan nyata, seperti festival seni, lomba budaya, atau kegiatan adat daerah. Melalui partisipasi langsung, mereka dapat mengalami sendiri nilai gotong royong, kebersamaan, dan keindahan perbedaan yang menjadi ciri khas budaya Indonesia.

Kegiatan seperti LRB OSIM MAN I Pidie bukan hanya sekedar melatih rasa cinta tanah air, tetapi juga membangun identitas nasional yang kuat di tengah keberagaman.
 Pelestarian budaya bukan berarti menolak perubahan. Justru, generasi muda harus menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi. Dengan kreatifitas dan pemikiran terbuka, budaya lokal dapat dikembangkan menjadi karya modern yang bernilai ekonomi, seperti fashion berbasis motif tradisional, film dengan cerita rakyat, atau musik etnik yang dikolaborasikan dengan genre modern.

Pada akhirnya, keberlanjutan budaya ada di tangan generasi muda. Melestarikan budaya bukan hanya tugas moral, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap sejarah dan masa depan bangsa. Dengan pengetahuan, teknologi, dan semangat nasionalisme, generasi muda dapat memastikan bahwa budaya lokal tetap hidup, beradaptasi, dan terus menjadi kebanggaan di mata dunia.| MUHAMMAD THAIFURI, S.Pd., M.Pd Kepala MAN 1 Pidie 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)